Kiai Luqman: Pesantren bukan Alternatif, Tapi Pusat Pendidikan Utama Republik Ini

Kiai Luqman: Pesantren bukan Alternatif, Tapi Pusat Pendidikan Utama Republik Ini

KEDIRI — K.H. Luqman Harist Dimyathi berkomitmen bahwa pesantren harus menjadi pusat pendidikan utama bagi republik ini. Hal itu ia ungkapkan dalam forum Muhalaqoh Gerakan Nasional Ayo Mondok di Pondok Pesantren Al-Amien Ngasinan, Kota Kediri, Rabu (28/05). Forum ini menjadi ruang diskusi terbuka antar tokoh pesantren, ulama, dan pihak-pihak strategis untuk menjawab tantangan zaman, khususnya di bidang digitalisasi dakwah dan pendidikan pesantren.

Muhalaqoh  ini mengusung tema “Digitalisasi Pesantren: Dari Mimbar ke Layar TV”. Tidak hanya menghadirkan narasumber dan para panelis, forum ini juga diisi dengan satu momen penting. Gerakan Nasional Ayo Mondok, bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan TV One, menandatangani sebuah Nota Kesepahaman (MoU). Penandatanganan ini menjadi tonggak awal kerja sama untuk menghadirkan konten dakwah berbasis pesantren ke tengah masyarakat melalui media televisi dan platform digital lainnya.

Muhalaqoh Ayo Mondok Dihadiri Tokoh-Tokoh Nasional

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, seperti K.H. Anwar Iskandar (Ketua Umum MUI Pusat), K.H. Luqman Harist Dimyathi (Ketua Umum Gerakan Nasional Ayo Mondok), Dr. (H.C.) Raffi Ahmad (Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni), serta CEO TV One Maria Goretti Limi. Alissa Wahid, psikolog dan putri sulung Gus Dur, turut hadir untuk memberikan pencerahan kepada para peserta. Tak ketinggalan sejumlah gawagis, dzurriyah pesantren, dan para santri turut meramaikan forum ini. Acara ini juga dihadiri oleh Walikota Kediri, Vinanda Prameswati, S.H., M.Kn.

Salah satu rangkaian penting dari acara ini adalah pelatihan digitalisasi dakwah untuk para dzuriyah pesantren. Melalui pelatihan ini, para penerus pesantren dibekali pengetahuan praktis untuk mengembangkan dakwah secara kreatif, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan media.

K.H. Luqman Harist Dimyathi menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah nyata untuk menjadikan pesantren sebagai pusat pendidikan unggulan yang modern dan membumi.

“Pesantren adalah lembaga tertua di republik ini. Kita ingin pesantren tidak lagi dilihat sebagai pilihan alternatif, melainkan sebagai pusat pendidikan utama yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman. Sejarah mencatat, pesantren berperan besar dalam lahirnya Republik ini—dan kini saatnya pesantren kembali tampil ke depan, menjawab tantangan era digital,” ungkap beliau.][

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *